Laman

Rabu, 29 Juli 2009

Survey Pilpres Untuk Diulang Kembali

Pilpres telah selesai dilaksanakan oleh KPU dan masyarakat juga sudah mengetahui hasilnya. Akan tetapi banyak pihak yang masih meragukan kinerja dari Komisi Pemilihan Umum yang merupakan Komisi yang independen. Bagi pasangan yang merasa dirugikan ramai-ramai melakukan audit dan juga pengumpulan data terkait pilpres yang dinilai penuh kecurangan ini, masalah DPT (Daftar Pemilih Tetap) baik yang nama ganda, nama dan nik ganda serta nama, nik, dan alamat ganda bahkan ada yang menyebutkan angkat 28 juta suara itu ganda jika memang benar sungguh banyak sekali pengelembungan suara tersebut. Disini kinerja KPU benar-benar terkuras dan juga merupakan pemilu yang paling melelahkan serta membuat emosi dan tingkat stress yang tinggi karena adanya baik itu tekanan dll yang menerpa KPU tersebut.

Setelah Pilpres selesai teror bom menerpa, dengan cepat presiden memberikan konfirmasi yang mengkaitkan teror ini dengan pilpres dan adanya pendudukan KPU serta pergerakan masa besar-besaran ini jika teliti secara seksama jangan langsung memvonis atau men-judge bahwa presiden telah menakut-nakuti rakyat, oleh karena itu kita sebagai rakyat yang bijak dan diberikan akal pikiran tentu harus berfikir dengan posotif dan tidak mudah diprovokasi dan diadu-domba yang bisa memecahkan persatuan kita harus menentukan bahwa kita itu rakyat yang pintar dan tidak bisa dibohongi dengan hal-hal yang memecahkan NKRI.

Tiga hari yang diberikan KPU untuk menggugat dan juga mengajukan keberatan atas hasil Pilpres, hendaknya perlu kita hormati karena Demokrasi di Indonesia dan dimana-mana itu mempunyai aturan mainnya jangan sampai disalah gunakan. KPU juga harus bisa mempertanggungjawabkan atas hasil yang telah dikeluarkan jangan takut karena tekanan asal kita benar pasti akan menang karena kebenaran itu hal yang sanggat arief dan juga patut dipertaruhkan nilainya. Setelah waktu yang ditentukan hendaknya KPU memutuskan pemenangnya secara sah dan jangan taku dengan tekanan yang datang dari kiri-kanan ataupun dari pihak-pihak tertentu yang bisa memecahkan semuannya.

Banyak pihak terutama yang merasa dan menduga kecurangan meraja-rela dalam pilpres dan telah mengajukannya ke (MK) Mahkama Konstitusi. Tidak sedikit ada yang menginginkan bahwa harus adanya Pilpres ulang ada juga yang menyebutkan bahwa Pilpres bisa berlangsung 2 putaran. Disini dalam kesempatan yang baik kami telah melakukan Survey tentang pelaksanaan Pilpres yang diulang. Tujuan dari Survey ini adalah untuk mengetahui pendapat masyarakat dan juga rakyat lain prihal akan adanya pelaksanaan pilpres. Metode yang digunakan adalah melalui Media Internet (Yahoo Messenger, Melalui Facebook) dan juga menanyakan langsung ke sumber yaitu rakyat. Sampel yang diambil dari Survey ini merupakan pilihan dari berbagai daerah total dari audien atau yang mengikuti survey ini sebanyak 100 orang dan dipilih dengan acak. Survey ini berlangsung selama 2 hari yaitu dari tanggal 28 - 29 Juli 2009 dengan opsi pilihan dari survey tersebut adalah:
  1. Setuju Pilpres Diulang
  2. Tidak Setuju Pilpres Diulang
  3. Ragu-ragu Pilpres Diulang
Inilah presentase dari hasil Survey yang telah dilaksanan dan telah selesai, dalam kali ini indeks kesalahan atau margin error yaitu sebesar 1,5 % untuk tingkat kesalahannya dan tingkat ketepatan ini mencapai 98,5 %. Pada presentase ini peserta survey yang memilih SETUJU Pilpres diulang yaitu sebesar 14 %, untuk yang memilih TIDAK SETUJU yaitu 81 % sedangkan bagi yang masih RAGU-RAGU dipilih sebanyak 5 %. Hal ini membuktikan bahwa tidak mengingnkan adanya pelaksanaan pilpres lagi atau pilpres diulang.


Dari sekian banyak peserta survey tidak sedikit yang memberikan saran ataupun komentar terkait dari survey prihal pelaksanaan pilpres yang diulang diantaranya: Rakyat sudah merasa bosan dan jenuh dengan Pemilu yang terus menerus, mulai dari pilkada, pilgub, pileg, pilpres dll. Satu putaran juga sudah cukup dan membuktikan bahwa yang menang adalah pasangan No. 2. Daripada pilpres ulang mending uangnya diberikan rakyat miskin yang sangat emmbutuhkan daripada pelaksanaan pilpres lagi. Siapapun yang jadi presidennya belum tentu bisa menrubah nasibnya dan memberikah nasib yang lebih baik, katanya sekolah gratis tapi nyatanya masih bayar juga dan sekolah hanya untuk orang yang mampu sedangkan yang miskin tetap saja miskin dan tak mampu sekolah. Rakyat sudah tidak mau dibohongi dengan janji-janji yang diberikan oleh karena itu rakyat hanya membutuhkan janji bukan bukti. Pasangan yang kalah seharusnya bisa menerima kekalahannya dengan legowo. Itulah rata-rata komentar yang kami himpun, pelaksanaan survey ini murni bukan karena tekanan atau perintah baik dari orang-orang yang memihak salah satu Capres dan Cawapres tapi murni karena suara rakyat disini kami hanya memfasilitasi atas suara mereka. Survey ini juga dibuat untuk mengukur serta apa yang diinginkan oleh rakyat, baik itu Pilpres satu atau dua putaran.

Dari hasil survey ini 80 % dari para peserta survey memilih tidak setuju pilpres diulang. Bisa dikatakan bahwa pasangan No. 2 itu sudah pasti memenagkan hanya tinggal menunggu proses hukum yang berlaku. Sebagian peserta survey juga menyayangkan akan proses yang terlalu lama dan masih ketinggalan jaman, kita bandingkan dengan Amerika yang bisa memutuskan dan juga menetapkan hasil pilpres dengan cepat dan akurat serta dapat diperganggung jawabkan, tapi itu merupakan hal yang wajar maklum kita ini masih dibawah Amerika.

Demikian hasik survey ini dibuat dan disebarluaskan untuk umum, untuk kekurangan serta kesalahan yang terdapat di Pilpres dan Pemilu kali ini dapat dijadikan pelajaran oleh semua pihak yang terkait sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa sesuai dengan keinginan kita bersama yaitu Pemilu yang Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan Jurdil (Jujur dan Adil).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar