Laman

Kamis, 11 Februari 2010

Tips Membuat Judul dan Abstrak Dalam Penyusunan Karya Ilmiah

Seorang researcher atau peneliti, sesudah melakukan sebuah penelitian, sangat disarankan untuk segera memublikasikan hasil penelitiannya. Karena banyak sekali manfaat yang akan diperoleh dengan memublikasikan hasil penelitian, terutama sekali adalah adanya tindak lanjut dari hasil penelitian (pengembangan) atau untuk menghindari tema yang sama dari penelitian itu sendiri.

Banyak sekali cara yang bisa dilakukan researcher dalam memublikasikan hasil penelitiannya, diantaranya bisa dilakukan dengan melalui presentasi pada seminar ataupun melalui jurnal-jurnal ilmiah, lokal maupun internasional.

Pada sesi kali ini kita akan membahas bagaimana menulis judul dan abstrak.

Judul

Bagaimana cara menulis judul yang baik? atau lebih tepatnya mungkin bagaimana kita menarik perhatian calon pembaca artikel kita dengan judul?

Menurut buku, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, judul yang kita buat harus mencerminkan isi keseluruhan makalah. Kedua adalah, usahakan judul yang dibuat menjawab pertanyaan ataupun menawarkan sebuah jawaban. Bisa juga anda membuat tulisan mengenai sesuatu hal yang sedang ramai dibicarakan, misalnya saat ini sedang ramai mengenai masalah isu pemanasan global. Cobalah buat sebuah judul artikel ilmiah mengenai hal ini, niscaya orang yang membaca judul ini akan tertarik untuk membaca keseluruhan artikel Anda.

Abstrak

Setelah judul, sebelum orang lain memutuskan untuk membaca artikel ilmiah anda yang mereka lakukan adalah membaca abstrak. Abstrak menjadi salah satu bagian terpenting dalam sebuah artikel ilmiah. Keputusan apakah seseorang tertarik dengan artikel yang anda buat sebagian besar ditentukan setelah membaca abstrak.

Untuk itu, apa yang sebenarnya dibutuhkan dalam membuat sebuah abstrak??

Ada 4 langkah penting yang harus dilaksanakan, yaitu

  1. Ciptakan ruang penelitan, hal ini dapat dilakukan dengan cara: (a) Nyatakan pentingnya bidang yang anda teliti (bisa ditunjukkan dengan banyaknya penelitian di bidang yang sama), (b) Tunjukkan kekurangan artikel ilmiah yang telah ada (dalam bidang yang sama tentu saja), (c) Tunjukkan tujuan artikel ilmiah anda
  2. Uraikan metodologi penelitian dengan jelas
  3. Nyatakan hasil penelitian (dengan singkat dan jelas tentu saja)
  4. Evaluasi-lah hasil penelitian yang telah dilakukan (kesimpulan artikel)

Panjang abstrak biasanya 100-200 kata. Menurut Hadijanto dalam Zifirdaus, tahap 2 dan 4 tidak wajib ada dalam sebuah abstrak.

Abstrak merupakan rangkuman dari isi tulisan dalam format yang sangat singkat. Untuk makalah, biasanya abstrak itu hanya terdiri dari satu atau dua paragraf saja. Sementara itu untuk thesis dan tugas akhir, abstrak biasanya dibatasi satu halaman. Untuk itu isi dari abstrak tidak perlu “berbunga-bunga” dan berpanjang lebar, cukup langsung kepada intinya saja. Memang kesulitan yang dihadapi adalah bagaimana merangkumkan semua cerita dalam satu halaman. Justru itu tantangannya. Ada juga tulisan ilmiah yang membutuhkan extended abstract. Kalau yang ini merupakan abstrak yang lebih panjang, yang biasanya disertai dengan data-data yang lebih mendukung. Biasanya extended abstract ini dibutuhkan ketika kita mengirimkan makalah untuk seminar atau konferensi.

Ini sebagian dari review saya terhadap hasi penelitian yang sudah jadi. Kebanyakan abstrak di susun atas ‘jumlah bab’ pada laporan penelitian. Jika suatu laporan/skripsi terdiri dari 5 bab: (1) pendahuluan, (2) kajian pustaka, (3) metodologi, (4) analisis dan pembahasan, (5) penutup. Maka hendaknya menulis abstrak sebagai berikut:

  1. Paragraf pertama ringkasan dari ‘latar belakang/pendahuluan’
  2. Paragraf kedua ringkasan dari ‘kajian teori’
  3. Paragraf ketiga ringkasan dari ‘metodologi’
  4. Paragraf keempat ringkasan dari ‘analisis dan pembahasan’
  5. Paragraf kelimaringkasan dari ‘penutup/kesimpulan dan saran’


Sumber Tulisan By http://www.infoskripsi.com/Tip-Trik/Tips-Membuat-Judul-dan-Abstrak-Skripsi.html

Senin, 08 Februari 2010

Egoisme dan Organisasi

Seorang anak dilahirkan. Dia dilahirkan tanpa pengetahuan, tanpa kesadaran terhadap dirinya sendiri. Hal pertama yang dia sadari bukanlah dirinya sendiri, tetapi hal lain. Ini wajar, karena mata terbuka ke arah luar, tangan menyentuh orang lain, telinga mendengarkan orang lain, lidah merasakan makanan dari luar dan hidung mencium aroma dari luar. Semua indra terbuka ke arah luar.

Itulah yang diartikan kelahiran. Kelahiran berarti datang ke dunia ini, ke dunia luar. Ketika anak itu membuka matanya, dia melihat orang lain. Pertama kali ia akan menyadari keberadaan ibunya. Kemudian, dari hari ke hari, dia menjadi sadar akan tubuhnya sendiri. Itu juga sesuatu yang lain, yang juga menjadi milik dunia. Dia menjadi lapar dan dia merasakan tubuhnya; Saat kebutuhannya terpenuhi, dia melupakan tubuh.

Ini adalah bagaimana seorang anak tumbuh. Pertama, dia menjadi sadar berada di antara orang-orang, dan dengan manjadikan mereka sebagai pembanding, kemudian dia menjadi sadar akan dirinya sendiri. Kesadaran ini adalah kesadaran cerminan. Dia tidak mengetahui siapa dirinya. Dia hanya menyadari ibunya dan apa yang dia pikirkan tentang dirinya. Jika dia tersenyum, jika dia membuai anak, jika dia mengatakan, “anak yang manis,” jika dia memeluk dan mencium, anak akan merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

Sekarang ego telah terlahir. Melalui penghargaan, cinta, kepedulian, dia merasa nyaman, dia merasa berharga, dia merasa memiliki arti. Sebuah jati diri telah lahir. Tetapi jati diri ini adalah jati diri cerminan. Bukan jati diri yang sesungguhnya. Dia tidak tahu siapa dirinya, tetapi dia hanya mengetahui apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Dan ini adalah ego: refleksi dari apa yang dipikirkan orang lain. Jika tak ada yang berpikir bahwa dia ada gunanya, tak ada yang menghargai dirinya, tak ada yang tersenyum, ego juga akan tetap lahir, tetapi disebut ego yang sakit; sedih, merasa ditolak, seperti luka; perasaan rendah diri, merasa tidak berharga. Ini juga disebut ego, dan ini juga cerminan.

Pertama kali ibu yang dilihatnya, dan ibu berarti dunia pada awalnya. Kemudian orang lain akan bergabung dengan ibu, dan dunia terus berkembang. Dan semakin tumbuh dunia, ego menjadi semakin kompleks, karena banyak pendapat orang lain yang tercermin.

Manusia pada dasarnya egois, mementingkan diri sendiri. Egoisme umumnya merupakan suatu kejahatan dan dipandang sebagai pelanggaran moral karena ia selalu mengabaikan kepentingan orang lain. Egoisme membuat manusia jauh dari kebenaran dan menyimpang dari petunjuk Tuhan. Egoisme, dengan demikian, dapat dipandang sebagai penjara (belenggu) bagi manusia.

Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis. Yaitu, kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang vulgar. Lalu yang baik secara moral disamakan begitu saja dengan kesenangan atau kenikamatan. Karena itu, tindakan yang baik secara moral diartikan sebagai tindakan yang bertujuan mendatangkan kenikmatan dan menghindari penderitaan. Akibatnya dengan segala macam cara orang yang menganut etika ini berusaha untuk memperoleh kenikmatan bagi dirinya dan menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan.

Jadi utk menyikapinya :

  1. Tanggalkan pakaian kesombongan hati dengan sikap rendah hati.
  2. Tidak ada yang pantas disombongkan manusia dalam hidup ini.
  3. Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan kasih sayang.
  4. Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesadaran diri sebagai hamba dan abdi Tuhan semata.
  5. Buanglah pakain prasangka negatif dengan mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki kedepan.
  6. Hindarilah prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati diri yang bersumber dari hati.

Memang dimanapun kita berada keegoisan dari seorang itu mempunyai batas yang mungkin suatu saat akan meledak. Egoisme berpengaruh pada konflik internal ini pada saat seseorang tidak mempunyai rasa percaya kepada pemimpinnya disebabkan keinginan untuk mengaturnya sudah mencapai kepercayaan diri yang tinggi. Juga terhadap teman sejawat, karena menghawatirkan kemajuan teman-temannya (takut tersaingi).

Konflik internal memiliki efek positif dan negatif, antara lain :

  • Efek Positif yang ditimbulkan adalah setiap orang mempunyai semangat kerja yang tinggi untuk menunjukkan kemampuan yang dimilikinya.
  • Efek negatif yang ditimbulkan adalah kurangnya kekompakan kerja karena masing-masing ingin mengikuti egonya yang berlebihan.

Efek negatif inilah yang menyebabkan suatu organisasi yang besar sekalipun akan dengan mudah pecah dan hancur.

Dalam berorganisasi kita dituntut untuk dapat mengengerjakan sesuatu yang menjadi tujuan bersama dimana dalam mencapai hal itu kita haruslah dapat bekerja sama dalam kelompok dimana kita berada di dalamnya.

jika didalam diri kita terdapat sifat egois maka organisasi tidak dapat berjalan dengan baik.

Organisasi adalah sebuah sistem dimana organisasi ini memiliki tujuan umum dalam mencapai tujuan umum ini organisasi membutuhkan masukkan dan keluaran.

Sebagai sebuah masukkan dari organisasi manusia haruslah bertindak sesuai dengan tujuan utama organisasi tesebut.

Keluaran suatu produk dalam organisasi sangatlah berpengaruh dari masukkannya jika tenaga kerja di dalam organisasi kurang baik dan lebih mementingkan pribadi masing-masing makan akan terlihat jelas bahwa kualitas dari organisasi tersebut sangatlah buruk.

Egoisme juga diperlukan dalam organisasi contohnya sebuah pemimpin yang menginginkan perusahaannya untuk maju, dari situ ia akhirnya menggunakan motivasinya tersebut untuk memajukan perusahaan tersebut untuk menjadi lebih baik. Egoisme semacam ini dinamakan egoisme untuk keperluan umum, dan tidak merugikan bagi orang lain. Kecuali dilakukan dengan cara-cara yang bertentangan dengan seharusnya akan menjadikan egoisme ini menjadi bersifat negatif.

Untuk hal-hal yang memotivasi egoisme diperlukan tetapi sangat banyak orang-orang yang memiliki egoisme ini untuk kenikmatan dirinya sendiri tanpa mempedulikan kepentingan orang lain yang akan mendapat kerugian dari sifat egoisme negatifnya ini.

Ada sebuah ungkapan yang dikenal di kalangan orang-orang kerohanian, bahwa di dalam diri manusia ada “ruang kosong” yang harus kita isi dengan hal-hal yang baik. Jika kita tidak mengisinya dengan hal-hal yang baik, maka ruang kosong itu, otomatis akan diisi dengan hal-hal yang buruk. Ibarat sebuah roda, ruang kosong itu adalah yang menjadikannya sebagai roda. Metafor ini bisa dipakai untuk manusia: ruang kosong itulah yang menjadikan kita berarti secara spiritual sebagai manusia. Itulah: suara hati, atau hati nurani.

Menurut Al-Ghazali, kecenderungan tabiat manusia adalah mengikuti kesenangan-kesenangan hawa nafsunya, padahal apabila ini dilakukan, maka manusia pasti akan tersesat, tidak bahagia dan hancur.

InsayaAllah kita semua terhindar dari sifat “EGO” yang membawa negative, karena tujuan hidup kita bukan hanya kebahagian di dunia, tapi lebih jauh lagi, untuk kebahagiaan di akhirat.

Tulisan ini diambil dari SEAMOLEC Mail, mudah-mudahan bisa bermanfaat tidak ada maksud lain selain untuk menjadikan diri kita menjadi lebih baik dan terhindar dari hal-hal yang tidak baik nantinya.

Sumber By

Abubakar SEAMOLEC Staff