Laman

Kamis, 12 November 2009

Suka Duka Anak Kos

Hemmm, jadi anak kos yups katanya sich bisa bebas ngapa-ngapain aja eits tapi jangan sampe lupa loch kita punya tanggung jawab, ya minimal sama Orang Tua dan Diri Seniri.

Jadi anak kos lumayan lah buat nambah pengalaman dan juga keberanian untuk hidup serba sendiri, yups benar sekali serba sendiri. Kok gitu, ya emang gitu coba dech tanya sama yang pernah jadi anak kos, mereka mau makan harus cari makan dulu, kalau dirumah tinggal comot yang ada ga perlu cape-cape nyari ya ga. Bangun tidur, pasti bagi yang biasa dibangunin pas nge-kos jadinya berubah suasananya juga biasanya tiap pagi kalau belum bangun pintu kamar pasti digedor-gedor.... Bangun,,,, Bangunnn dah siang.... ya gitu dech kurnag lebihnya. Ada lagi baju kalau dicuci pasti dicuci sendiri, distrika sendiri pula lagi kecuali yang ga mau ribet paling tinggal ke laundry kelar dech masalahnya hal ini biasanya orang yang (high profite, dddllllll dech) itu sich ga masalah mau gimana juga.

Sukanya jadi anak kos, emang sich kita bebas tidak ada yang ngatur baik itu orang tua, kakak, kakek, nenek dll dech yang pada ribet itu loch. Tapi setahu aku ya mereka itu melakukan itu untuk kebaikan kita juga loch coba dech dipikir-pikir lagi. Suasana di tempat kos ada yang kondusif ada juga yang sunyi gitu, nah untuk yang sunyi biasanya penghuninya adalah para pekerja jadinya kalau udah masuk kamar atau tempat kos pada malas keluar karna dah kecaperan gitu. Bagaimanapun suasana tempat kos itu sebaiknya hal yang perlu kita lakukan adalah saling kenal satu sama lain, masa sesama anak kos kok ga kenal itu perlu dipertanyakan. Loch kok gitu ya iya lah soalnya kalau kita tidak kenal mereka nanti suatu saat kita sakit yang urgent gitu ga ada yang nolong terus mau minta tolong malu karna ga kenal so yang repot siapa hayo.....????

Ternyata dengan jadi anak kos itu banyak banget loch manfaatnya atau pelajaran yang bisa kita ambil, salah satunya membangun kemandirian yang baik. Bagaimana tidak secara kita hidup sendiri so keuangan jelas kita yang ngatur mau cepet abis, hemat atau gimana itu kita yang menentukan. Bagi yang masih nerima dari orang tua kalau setiap dapat kiriman kita berboros ria pasti dijamin belum sampai satu bulan uang kiriman udah ludes dech wong buat yang kurang penting-penting amat sich. Lain halnya bagi yang ngekosnya udah kerja, mereka umumnya juga lebih berhemat soalnya mereka merasakan bagaimana susahnya nyari uang sehingga saat pengeluaran bisa direm tapi boleh juga sich memanjakan lidah atau mulut disaat bis gajian makan yang enak tenan tapi jangan keseringan tar jebol juga tuch kantong. Nah ada lagi yaitu udah ngekos, kerja terus sambil kuliah pula lagi, itu lebih complicated dech ya bagaimana itu pendapatan yang didapat itu harus diputar untuk uang kos, makan, transport ngantor, belum lagi bayar kuliah. Nah kalau gajiannya akeh atawe banyak mah enjoy aja tapi kalau gajinya itu pas-pas-an gimana, ya itu intinya adalah Hemat... matttt... matttttt.

Sekarang ini bisnis tempat kos laku loch, bayangin investasinya hanya sekali tapi panennya tiap bulan bagi yang sistem bulanan, tiap tahun bagi yang sistem pertahun. Misalkan modal untuk keseluruhan membangun rumah kos dengan 10-20 kamar butuh modal 100 juta sudah selesai. Nah kalau tiap kamar dikali Rp. 400.000 x 20 kamar = 8.000.000 loch itu perbulan. Satu bulan Rp 8.000.000 x 12 = Rp. 96.000.000 wooooooww dalam waktu kurang lebih 1-1,5 tahun sudah balik modal. eits itu benar ga itungannya tapi ya segitu kali... Gimana tertarik bisnis atau investasi rumah kos. Kalau mau cari atau bangun yang dekat dengan kampus kalau dekat kampus pasti ga akan sepi dech tempat kosnya wong mahasiswa akeh pisan disana.

Ada hal yang negatif loch jadi anak kos, terutama bagi yang ngekos ditempat yang bebas atau penghuninya tidak perduli tidak sedikit loch tempat kos itu jadi sarang dosa (Udah tau kan maksudnya jadi ga usah dijelasin ya) secara gitu loch. Tapi itu urusan mereka toch mereka udah pada dewasa dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang dosa dan mana yang mendapat pahala (Gaia Kiayi) ;) Yang terpenting kita sudah dikasih amanah oleh orang tua kita untuk bisa jaga diri dan menjaga nama baik keluarga tapi bagi yang kebablasan itu mungkin faktor X atau S sudah merasuk oleh karena itu segeralah go to batter.

Bandung, 12 November 2009
Inilah Aku

Kamis, 29 Oktober 2009

No More Besides of You

On Saturday Rained

When it rained and I wrote and say on you that "Iche Liebe Dikh" in Duecth its means that I love you but maybe you're shocked and do not believe I'm saying like that but that's the fact, that I love you. If indeed you do not accept me as your boyfriend but I sure will remain a friend until whenever. If you know that if I genuinely love you and more able to say honestly that you can trust.

On October 24, I say that I love you in German language, I do to give something different that they usually told by Indonesian or English but I said use German language. I also like to learn German language and for learn too. In a status in one's favorite web I always said that I would still wait for an answer from you, until I call you but also I ask you are still confused and can not provide the answer does not matter if I have to wait but it was definitely and I'm sure all will be beautiful in time and I believe it 100% no doubt in me. I said those waiting were the most boring thing but I would have stayed and waited for an answer from you until you can decide the best. Although only two words that I wait between yes and no but if one is not full consideration and then it could be a big problem. Perhaps you are still hesitant because I was a former as boyfriend of your friend at Junior High School but it was past of me and you also must have it too. I dare say it was because I knew you I also alone and me too, so that there's nothing to worry about it but still need thinking and deep consideration that at the time you can determine and provide definite answers and will not regret it.

I'm sure you can give the best answer so you are not wrong in making decisions and and I'm still waiting for an answer from you whatever it is. Everything's up to you, I like this situation. I respect and I appreciate everything you say and you decide. Although the bitterest things will happen I'm ready for that risk if we express our feelings and we must be prepared for two possibilities. The first was prepared for the worst or the bitterest if our feelings are not reciprocated and ready for love if it reciprocated feelings and love. But if I can for the worst thing that will stay with you into someone you know but maybe I'll disappear for a moment to forget for a moment what had happened. But if you did receive and respond my feelings and my love and I certainly was a happy thing but there are still other problems that we're going out with the distance separating or better known as Long Distance Relationship but I'm sure you can pass along important we always believed and respect one another. Indeed I am not a perfect creature, I'm not too handsome and too wealthy to wallow property but if the property you are looking for I believe I can meet and get it. Hope you can accept the feelings and love and affection which I gave. I waited for an answer you, Neng "That, I Usually Call You".

Me
Bandung, 25 Oktober 2009
01.35 Am

Minggu, 25 Oktober 2009

Si Kakek

Saat hari menjelang pagi disuatu tempat di Lombok nan cerah
Suasana pagi itu berbeda dengan yang lainnya yang hirup pikup dengan riuahnya aktifitas pagi
Disela-sela pagi beriringan saya melihat yang pertama adalah seorang Kakek
yang kalau diprediksi usianya sekitar 55-60
sudah mulai tua juga kan

Si Kakek itu begitu bersemangat dalam pagi nan cerah itu
Beliau bekerja di Pasar Tradisional dekat Mall Mataram
Ya jaraknya paling 500 meter ga terlalu jauh kan?
Dengan lekukan kulit yang menyelimuti sekujur tubuhnya
Beliau tetap berusaha untuk bekerja di Pasar tersebut
Tanpa pernah memperhatikan usianya yang sudah lanjut
Dengan gigih beliau mengangkat bawaan dari para pembeli yang butuh tenaga ektra untuk membawa

Tanpa keluhan dan sepatah kata beliau mengangkat barang-barang tersebut ke mobil empunya barang. Sekali, dua kali, tiga kali sampai Empat kali beliau bolak-balik membawa barang-barang tersebut. Dengan langkah yang tertatih-tatih dan badan yang sudha mulai membungkuk
Tapi beliau terlihat tidak pernah putus asa apa lagi sering beristirahat
Beliau bilang "kalau sering istirhat kita akan tertinggal" itulah ucapan sang Kakek
Saat saya bertanya kepadanya

Disela-sela waktu si Kakek berhenti sejenak untuk minum air
agar bisa menghilangkan dahaga hausnya itu
Setelah minum selesai beliau kembali bekerja kepada siapa saja yang membutuhkan
jasa untuk membawakan barang-barangnya

Beliua terus bekerja dari menit ke jam dan dari pagi, siang hingga menjelang petang
Si Kakek terus belerja dengan sisa tenaganya.
Setelah menjelang malam beliau kembali ke rumahnya
di Daerah dekat pasar juga dengan jarak kurang Lebih 1 KM
Jarang tersebut lumayan jauh jika ditempuh berjalan kaki
Tapi apa yang si Kakek, beliau lebih memilih berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya

Saat ditanya kenapa jalan tidak naik angkot atau ojek motor
Beliau menjawab, "sekecil apapun penghematan itu sangat berarti sehingga penghematan itu bisa digunakan untuk yang lainnya" sungguh perkataan yang menyentuh saya hingga terharu mendengarnya

Banyak sekali pelajaran dan hikmah yang dapat saya ambil dari sikap dan sifat si Kakek itu
Walaupun sudah dimakan usia tapi tidak pernah mau berhenti untuk berusaha
Bahkan dengan keterbatasan kemampuan saja beliau masih bisa memenuhi kebutuhannya serta
Kebutuhan untuk keluarganya yang saya ketahui masih memiliki cucu 3 orang dan tinggal di rumah 5 orang, termaksud si Nenek.

Coba kita bedakan dengan kaum muda atau katakanlah Anak muda
Apakah masih mau berusaha seperti si Kakek, Jawabannya ada pada diri sendiri
Apakah kita sebagai kaum muda masih mau boros sedangkan si Kakek yang hidup serba kurang
Tapi masih bisa berhemat dalam hal apapun itu

Tentu ini pelajaran yang amat berharga yang saya dapatkan disela-sela waktu di Lombok, Mataram-NTB. Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi saya dan yang lainnya untuk terus berusaha dan berhemat seperti yang kakek lakukan itu

Lombok, 9 Oktober 2009
05.30 Mataram - NTB

Selasa, 01 September 2009

Membangun Kemandirian Dalam Kesendirian

Mandiri, yups pasti sudah pada tahu kan artinya eits bukan mandi sendiri loch artinya. Mandiri berasal dari suku kata Man dan Diri, Man artinya Melakukan dan Diri artinya Sendiri jadi menurut suku kata mandiri artinya adalak Bisa Melakukan Secara Sendiri. Komponennya apa saja yang bisa diakui ya, yups banyak sekali yang merupakan komponen tersebut salah satunya bisa hidup sendiri eits jangan salah kaprah ya disini maksudnya adalah melakukan semua yang dilakukan secara sendiri bisa seperti, makan - makan sendiri, cuci baju sendiri, tidur sendiri dan melakukannya serba sendiri hayo sepertinya mirip lirik lagu ya By The Way its okay aja dech. Orang yang berani hidup mandiri biasanya dilakukan bagi para perantau tapi tidak sedikit juga loch dari orang-orang lain yang mau mencoba hidup sendiri dan belajar mandiri. Apa sich enaknya hidup mandiri, yoi banyak sekali coy yang bisa disapat. Pertama, kita bisa mengatur diri sendiri sesuai dengan yang kita inginkan asal tidak sampai merugikan orang lain dan mengandung hal-hal yang negatif loch ya. Kedua, Belajar lepas dari keterkaitan dengan orang tua, hem sepertinya kalau inti yang ini adalah semuanya tidak mengandalkan orang tua tapi masih banyak loch yang keterkaitan terhadap orang tua terutama masalah biaya hidup yang masih ditanggung orang tua. Ketiga, Hidup sendiri alias mandiri itu merupakan pembelajaran kedewasaan dari seseorang, loch kok bisa begitu yups, benar sekali dengan kita dihadapkan dalam kesendirian mau tidak mau kita harus menyelesaikan semua persoalan secara sendirian.

Banyak sekali hal yang bisa kita ambil dan kita pelajari dari keadaan dan terhadap kehidupan secara kesendirian itu. Mengatur diri sendiri, pada prinsipnya hal itu akan terjadi dan akan dialami oleh semuanya akan tetapi tidak sedikit juga orang-orang yang dalam hidup kemandirian masih mengandalkan peranan orang lain dan itu tentunya ada porsinya masing-masing sehingga semua itu membuatnya semakin berpiki dewasa. Apa saja yang dimaksud dengan mengatur diri sendiri dan komponennya apa saja. untuk yang dimaksud dengan mengatur diri sendiri adalah semua yang dilakukan itu dipertimbangkan dan diputuskan secara individu dan hanya ia yang tahu kenapa alasannya dan juga bisa mengatur tentang pribadinya. Komponennya apa saja dalam hal mengatur diri sendiri, ada dua bagian yang perlu dicermati yaitu kebutuhan Jasmani dan rohani, untuk kebutuhan jasmani meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan dilakukan dan diatur sedemikian rupa dengan semuanya serba sendiri hem memang berat pada awalnya pada untuk kedepannya akan terasa enak dan indah jika kita bisa mengambil intisarinya. Pengaturan mulai dari keuangan, kesehatan dan juga semuanya harus dilakukan dengan cermat.

Untuk pengaturan keuangan, secara teori kebutuhan itu akan meningkat jika kita tidak bisa mengaturnya, misalkan sumber keuangannya dari keluarga contohnya dalam satu bulan ditransfer 3 jt s/d 5 jt (Golongan Ningrat) hanya untuk uang hidup saja, sungguh itu merupakan jumlah yang besar jika kita tergolong golongan menengah kebawah dan biasanya kalau menengah kebawah itu antara 1 jt sampai 2 jt dalam satu bulan dan hanya untuk uang hidup saja. Mari kita liha bagaimana pengaturannya, yups biasanya setelah mendapat uang dari transferan orang tua kebanyakan selalu mengutamakan belanja baik itu kebutuhan pakaian dan makanan, khusus untuk kebutuhan pakaian terutama kaum wanita yang sering sekali melakukannya dan tidak menutup kemungkinan kaum adam juga. Baiknya jika kita mendapatkan uang dari transferan orang tua maka pengambilan besar-besar pasti dilakukan tapi sebaiknya kita harus bisa mengaturnya, misalkan kebutuhan pertama adalah membayar iuran kos bagi nya nge'kos, setelah itu kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan makanan nah disinilah biasanya kalau dapat uang yang jumlahnya banyak biasanya akan menghambur-hamburkannya dengan makan-makanan yang tergolong mahal dan menghabiskan ratusan ribu dari tidak hanya sekali dilakukan tapi sering kali. Kita memang boleh memanjakan indera perasa kita terutama yang berhubungan dengan selera, bolehlah tapi jangan keseringan karena nantinya keadaan keuangan pada akhir bulan akan tipis karena dihamburkan diawal. Untuk itu makanan tidak perlu mahal akan tetapi harus tetap mengandung 4 sehat 5 sempurna itu yang terpenting dan jangan pernah terbawa oleh gengsi karena teman kita makan dengan makanan yang mahal-mahal sedangkan kalau kita terbawa maka dalam hitungan 2 minggu keuangan pasti jebol itulah yang perlu diperhatikan. Lebih baik lagi jika dari jatah bulanan kita di investasikan, apapu bentuknya yang terpenting tidak merugikan bukan merugikan walaupun semua itu ada resikonya.

Dari uang bulanan yang diterima sisihkan untuk biaya kesehatan, karena yang namanya sakit itu tidak bisa ditebak dan kadang bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu saat itu terjadi kita sudah punya tabungan dan alokasi untuk kesehatan, ya walaupun mencegah labih baik dari pada mengobati tapi kalau kita tidak cermat maka semua itu akan menguras keadaan keuangan kita lain hanya jika sudah dialokasikan dan dianggarkan kalau itu terjadi kita sudah siap dan tidak perlu khawatir dengan masalah biaya, besarnya anggaran untuk kesehatan itu disesuaikan dengan kemampuan financialnya, kalau mampu ya dibesarkan, usahakan untuk satu bulan itu minimal 50 rb atau lebih seperti 100 rb juga boleh. Selain masalah kesehatan perlu juga menganggarkan kebutuhan kita, misalnya kebutuhan pakaian, jika kita bisa minimal dalam satu setel pakaian itu dianggarkan dalam waktu 2 s/d 4 bulan dengan begitu kebutuhan ataupun kadar pengeluaran bisa dikontrol, untuk besarnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan yaitu maksimal 100 rb perbulan dan minimal 50 rb untuk satu setel sesuaikan dengan kebutuhan saja. Berat memang dengan pengaturan seperti itu tapi lambat laun akan biasa dan dapat mengambil manfaatnya karena semua yang dibutuhkan dianggarkan sehingga kebutuhannya dapat tercapai.

Mandiri juga seharusnya bisa mengajarkan dan belajar lepas dari keterkaitan dengan orang tua. Artinya yang biasanya kita tinggal bilang mau ini itu sekarang harus direm dan dipikirkan, biasanya kita makan tinggal makan sekarang tidak lagi, mau makan kita harus mencari makan terlebih dahulu, baju yang biasanya tinggal pakai sekarang harus mencuci dan menyetrika sendiri, jika memang keadaaan keuangan besar bisa mencuci dan menyetrika di laundry tapi lebih baik dicuci sendiri dan disetrika sendiri pula. mengapa demikian, jawabannya adalah rasa tanggung jawab dan juga kesadaran terhadap apa yang dipakai dan apa yang dinikmati itu sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Beranikah kita bilang kepada orang tua untuk tidak lagi mengirimkan uang bulanan? tentu jawabanya beragam mulai dari, wah saya mah tidak sanggup, kuliah saj belum beres apalagi mencari uang sendiri, tapi bagi yang yakin dengan kemampuanya dan bisa menyeimbangkan pasti bisa, bagi yang sudah bekerja tentu beda karena semuanya dinikmati dari penghasilannya per bulan tapi bagi yang masih mengandalkan keuangan dari orang tua pastinya mustahil bin mustahal, ups opo iki yo. Jika kita berani melakukan itu dan berusaha sekuat tenaga pasti kita bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan sendiri atau memakai trik lain yaitu untuk beberapa bulan masih dikirimkan uang tapi setelah mendapatkan pekerjaan dan penghasilan sendiri haruslah berani untuk bilang, Mama dan Papa mulai bulan depan tidak usah mengirimkan uang bulanan lagi karena saya sudah mendapatkan penghasilan sendiri, wah pasti orang tua bangga sekali kepada kamu karena mereka akan senang mendengarnya dan juga berpikir kalau kamu sudah tumbuh dewasa.

Penghasilan sendiri itu berbeda daripada penghasilan dari subsidi orang tua, dengan penghasilan sendiri kita bisa tahu bagaimana sulit dan lelahnya mencari uang, kadang tidak sedikit yang mengatakan ternyata cari duit itu sulit dan melelahkan, tentu itu akan terjadi bagi setiap orang yang pernah merasakannya. Dalam hal kemandirian pengaturan keuangan dari penghasilan sendiri juga tidak kalah penting bukan tidak mungkin pengeluaran yang akan dilakukan perlu pertimbangan yang lebih karena merasakan keringat yang dikeluarkan untuk mendapatkan salary atau gaji bulanan.

Hidup sendiri alias mandiri itu merupakan pembelajaran kedewasaan, ya benar sekali memang disini kedewasaan akan perlahan-lahan diasah seperti pisau semakin diasah akan semakin tajam. Mandiri dan kesendirian akan membangun kedewasaan yang amat penting dan perlu sekali diperhatikan agar senantiasa berjalan dengan baik tapi tidak sedikit loch masih belum dapat mendewasakan diri walaupun sudah hidup sendiri, tapi tenang saja semua itu ada prosesnya dan juga ada waktunya yang perlu dilakukan adalah berbuat sebaik-baiknya dan diusahakan untuk tetap berlatih untuk mengedepankan penyelesaian secara sendiri. Banyak juga yang baru menemukan kedewasaan saat setelah menikah bahkan sudah menikah saja masih ada yang belum bisa menempatkan diri dalam menumbuhkan kedewasaan pemikirannya. Yang paling mudah untuk tetap belajar dewasa adalah berusah melakukan dan memecahkan masalah dengan sendiri tanpa hirup-pikup orang lain. Membangun kemandirian dalam kesendirian itu sangat baik dan akan lebih baik lagi jika kita bisa memanfaatkannya serta menerapkan dalam konteks kehidupan ini sehingga persoalan dan juga pembelajaran kehidupan senantiasa sesuai dengan keingianan. Tidak sedikir loch orang yang dewasa pemikirannya akan dihargai dan dihormati oleh orang lain dan mereka akan segan terhadap orang yang pemikirannya dewasa, bahka tidak sedikit yang minta dibimbing. Intinya adalah kemauan untuk terus belajar dan belajar dari apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan belajar bukan hanya dikelas serta oleh buku saja tapi dari semua hal yang bisa membuat kita semakin lebih tumbuh kembang kearah yang lebih baik lagi dari semula.

Inilah Aku
Bandung, 01 September 2009


Kamis, 27 Agustus 2009

Hukum Untuk Ditaati Bukan Untuk Dilanggar

Hukum itu dibuat untuk ditaat dan juga untuk mengatur rakyat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Banyak yang beranggapan bahwa hukum itu hanya diperuntukan kepada orang-orang yang berduit, kenapa demikian. Ya karena banyak hukum dimana-mana dan siapa saja yang beruang maka kasusnya bisa dihentikan dan juga yang beruang akan menang dipersidangan, hem menarik untuk dilihat lebih lanjut lagi. Kita lihat hukuman untuk pencuri ayam, sudah tertangkap digebukin pula lagi, itu masih diluar penjara dan didalam kemungkinan juga bisa, tapi lihat jika yang berduit bersalah maka tidak ada yang namanya kekerasan dan juga lihat saja pakaiannya bagus-bagus fasilitanya juga beda dengan yang kere. Dilihat dari peruntukannya hukum itu sangat penting adanya agar kita bisa tahu yang mana saja hal-hal yang terbaik dan tahu bahwa hal yang dilarang dalam hukum itu tidak boleh dikerjakan. Islam juga mengajarkan bahwa kita itu harus mematuhi hukum yang berlaku dan juga menghormatinya.

Perbedaan yang mencolok antara pelaku atau pelanggar hukum yang kere dengan yang wah segalanya apalagi kalau pejabat, lihat saja selnya juga beda udah gitu kita lihat lagi mereka berpakaian bagus seperti tidak dalam masa hukuman. Akan tetapi hukum sekarang ini sudah lebih baik, setidaknya semuanya tidak ada yang kebal hukum bahkan sang berwenang saja bisa dihukum, kasih nilai 70 untuk kesamaan hukum yang sudah terjadi. Koruptor yang merajarela di negeri Indonesia tercinta sangat dan amat merugikan bangsa, uang yang seharusnya diperuntukan kepada rakyat tapi malah dinikmati sendiri dan untuk memperkaya diri sendiri tidak pernah memikirkan bagaimana diluar sana banyak yang untuk makan saja tidak mungkin. Kita memang sudah menjadi negara Merdeka tapi kalau kita lihat sebenarnya kita masih dijajah, lah kok masih dijajah oleh siapa yang menjajah. Hemm, jika saja kita bisa terbebas dari penjajah yang satu ini mungkin kita akan bisa sejahtera dan makmur rakyatnya, siapa sich yang masih menjajah kita, mau tahu jawabannya..?? Yups, kalau anda bilang kita dijajah bangsa sendiri berarti anda itu memang memperhatiankan disekitar dan yang terjadi. Kita memang masih dijajah oleh bangsa sendiri, bagaimana cara menjajahnya, memang penjajahanya bukan seperti zaman kolonial, tapi kita dijajah dengan sikap dan sifat serakah dari oknum-oknum yang hanya mementingkan diri sendiri serta golongannya saja.

Seandainya para koruptor yang merugikan negara ini bisa saja dibasmi tentu kita akan menjadi merdeka dari koruptor. Sebenarnya masih banyak sekali penjajahan yang dilakukan oleh bangsa sendiri yang sangat merugikan terutama rakyat kecil. Sebagai rakyat yang taat, kita harus membayar pajak, baik itu pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak bumi dan bangunan yang pasti dibayar, tapi kemana ya uangnya tersebut. Seandainya benar uang tersebut kembali ke rakyat pastinya kita bisa menjadi lebih baik lagi dan mungkin akan menjadi negara yang maju dari segala-galanya. Setiap kali kita membayar pajak kita berharap semua itu dapat kita miliki bersama sehingga pembangunan bisa berjalan dengan adil dan merata dan tidak hanya diperkotaan saja tapi seharusnya dipedesaan, pelosok dan perbatasn itu diperhatikah sehingga kita bisa menjadi lebih baik lagi.

Negara kita negara hukum dan semua yang melanggar hukum pasti kena hukuman siapapun dan tidak mengenal siapa dan kenapa, jika bersalah dan terbukti bersalah segera dihukum. Dalam hukum ada yang namanya praduka tak bersalah artinya jika sesorang itu dicurigai dan belum terbukti melakukannya maka pihak yang berwenang tidak bisa menghukumnya karena untuk menghukum kita harus mempunyai bukti yang kuat sehingga tidak salah langkah dan salah memutuskan. Hukum itu jangan seperti hukum rimba, artinya siapa yang berkuasa maka dialah yang bertahta dan berkuasa segala-galanya dan tidak bisa dihukum. Hal itu hanya akan merugikan saja dan yang kuat dialah yang menang, kalau kita tidak punya kekuatan dan kekuasaan maka kita akan kalah terus dalam hukum tersebut, sungguh bukan hukum yang sebenarnya. Dalah Islam juga mempunyai hukum yaitu yang pertama wajib yaitu apabila dilakukan akan mendapat pahala dan jika tidak dilakuakan akan berdosa, yang kedua Sunnah artinnya jika dikerjakan mendapat pahala tapi jika tidak dikerjakan tidak apa-apa. yang ketiga yaitu haram artinya jika dikerjakan mendapat dosa dan jika ditinggalkan tidak apa-apa.

Hukum itu ada prosedurnya, sehingga tahapan yang dilakukan memang sesuai dan sudah sesuai dengan prosedur. Banyak sekali hukum ataupun perudang-undangan dibuat tapi masih sedikit yang menerapkannya bahkan keapsahannya pun diragukan dan untuk uji materi saja masih diyakini bisa berubah. Oleh karena itu sebelum sebuah perundanga-undangan ditetapkan dan diputuskan hendaknya dilihat juga dari uji materi sehingga tidak terjadi kesalahan dan meragukan keapsahan perundang-undangan tersebut. Hukum itu bersifat mengikat dan seharusnya tegas, tapi tidak sedikit loch hukumnya aga lembek sehingga dimanfaatkan oleh pihak lain, mau bukti sudah banyak kok. Kita lihat hukum internasional kita, sudah seharusnya kita itu bisa unjuk gigi dan ditakuti oleh bangsa lain karena kuantya hukum kita tidak lembek begini. Contohnya kebudayaan kita yang diakui oleh bangsa lain dan juga perbatasan kita yang sering digangu oleh bangsa lain tapi kita tidak langsung merespon dengan baik bahkan kejadian yang sama terulang lagi untuk kesekian kalianya. Mulai dari lagu rasa sayange, reog ponorogo, angklung bankan tari pendet sudah mulai diakui oleh bangsa lain belum lagi blok ambalat yang mutlak-mutlak milik kita dan kapal perang bangsa lain bebas memasukinya, kalau hukum kita tegas kasih peringatan kesatu, kedua dan jika diulangi untuk ketiga kalinya tembak ditempat juga itu sangat baik supaya kita memang kuat dan bangsa lain tidak semena-mena.

Memang kita ini merupakan negeri yang kaya akan apa saja, mulai dari kekayaan alamnya, kebudayaannya, sumber lautnya dll tapi karena terlalu banyak kita jadi linglung bahkan hak cipta saja bisa diakui terlebih dahulu oleh bangsa lain hanya karena mereka terlebih dahulu mematenkannya di dunia internasional dan jelas-jelas itu milik kita tapi karena kita lenggah dan tidak jeli maka hal itu dimanfaatkan oleh bangsa lain. Sebenarnya jika dari dahulu saja kita sudah mematenkan dan mendaftarkan semua kekayaan yang dimiliki dan mempunyai kedudukan hukum yang kuat dimata internasional tentunya kekayaan yang melimpah tidak akan bisa diakui dan jika diakui kita bisa menuntuknya di mahkamah internasional. Sudah seharunya kita terutama para pihak yang berwenang belajar dari kesalahan yang terdahulu agar tidak terulang kembali, akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya dan hal itu sering terjadi dan terulang kembali. Seharusnya kita bisa menjadi bangsa yang besar dengan kekuatan hukum dan juga kekuatan akan kedaulatan yang besar. Mudah-mudahan kita bisa terus menjadi bangsa yang besar dan menjadi bangsa yang maju siapapun yang memimpin selama itu demi kepentingan bangsa dan negara. Majulah bangsaku, majulah negeriku, majulah Indonesiaku dan kibarkan sang-saka mereh putih didunia....

Inilah Aku
Me