Laman

Minggu, 25 Oktober 2009

Si Kakek

Saat hari menjelang pagi disuatu tempat di Lombok nan cerah
Suasana pagi itu berbeda dengan yang lainnya yang hirup pikup dengan riuahnya aktifitas pagi
Disela-sela pagi beriringan saya melihat yang pertama adalah seorang Kakek
yang kalau diprediksi usianya sekitar 55-60
sudah mulai tua juga kan

Si Kakek itu begitu bersemangat dalam pagi nan cerah itu
Beliau bekerja di Pasar Tradisional dekat Mall Mataram
Ya jaraknya paling 500 meter ga terlalu jauh kan?
Dengan lekukan kulit yang menyelimuti sekujur tubuhnya
Beliau tetap berusaha untuk bekerja di Pasar tersebut
Tanpa pernah memperhatikan usianya yang sudah lanjut
Dengan gigih beliau mengangkat bawaan dari para pembeli yang butuh tenaga ektra untuk membawa

Tanpa keluhan dan sepatah kata beliau mengangkat barang-barang tersebut ke mobil empunya barang. Sekali, dua kali, tiga kali sampai Empat kali beliau bolak-balik membawa barang-barang tersebut. Dengan langkah yang tertatih-tatih dan badan yang sudha mulai membungkuk
Tapi beliau terlihat tidak pernah putus asa apa lagi sering beristirahat
Beliau bilang "kalau sering istirhat kita akan tertinggal" itulah ucapan sang Kakek
Saat saya bertanya kepadanya

Disela-sela waktu si Kakek berhenti sejenak untuk minum air
agar bisa menghilangkan dahaga hausnya itu
Setelah minum selesai beliau kembali bekerja kepada siapa saja yang membutuhkan
jasa untuk membawakan barang-barangnya

Beliua terus bekerja dari menit ke jam dan dari pagi, siang hingga menjelang petang
Si Kakek terus belerja dengan sisa tenaganya.
Setelah menjelang malam beliau kembali ke rumahnya
di Daerah dekat pasar juga dengan jarak kurang Lebih 1 KM
Jarang tersebut lumayan jauh jika ditempuh berjalan kaki
Tapi apa yang si Kakek, beliau lebih memilih berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya

Saat ditanya kenapa jalan tidak naik angkot atau ojek motor
Beliau menjawab, "sekecil apapun penghematan itu sangat berarti sehingga penghematan itu bisa digunakan untuk yang lainnya" sungguh perkataan yang menyentuh saya hingga terharu mendengarnya

Banyak sekali pelajaran dan hikmah yang dapat saya ambil dari sikap dan sifat si Kakek itu
Walaupun sudah dimakan usia tapi tidak pernah mau berhenti untuk berusaha
Bahkan dengan keterbatasan kemampuan saja beliau masih bisa memenuhi kebutuhannya serta
Kebutuhan untuk keluarganya yang saya ketahui masih memiliki cucu 3 orang dan tinggal di rumah 5 orang, termaksud si Nenek.

Coba kita bedakan dengan kaum muda atau katakanlah Anak muda
Apakah masih mau berusaha seperti si Kakek, Jawabannya ada pada diri sendiri
Apakah kita sebagai kaum muda masih mau boros sedangkan si Kakek yang hidup serba kurang
Tapi masih bisa berhemat dalam hal apapun itu

Tentu ini pelajaran yang amat berharga yang saya dapatkan disela-sela waktu di Lombok, Mataram-NTB. Mudah-mudahan ini bisa menginspirasi saya dan yang lainnya untuk terus berusaha dan berhemat seperti yang kakek lakukan itu

Lombok, 9 Oktober 2009
05.30 Mataram - NTB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar