Laman

Selasa, 29 Juni 2010

Pacaran Identik Dengan Ciuman, "Keep Be Virgin"

Pacaran, eheemmmm,,, eheemmm pasti hampir semua pernah merasakannya bukan, mulai dari SD, SMP, SMA (Bisa dikatakan Cinta Monyet), Kuliah atau Kerja. Bagi kebanyakan orang yang merasakan indahnya atau nyamanya berpacaran pasti merasa seperti dunia ini milik merek berdua yang lain Ngontrak. Banyak juga yang beranggapan kalau jatuh cinta begitu berjuta rasanya bahkan bisa membuat kita buta, contohnya buta akan keadaan, buta akan keuangan, buta akan perasaan dan mungkin bisa buta segala-galanya.

Kalau kita berjalan-jalan baik itu ke tempat hiburan seperti Mall, tempat rekreasi dll pasti ada banyak dari sekian pengunjung yang menikmatinya bersama pasangan/pacar. rata-rata dari kalangan muda/remaja, mereka umumnya senang memamerkan dalam bentuk kemesraan dan juga saling bergandengan, rangkulan dan tidak sedikit berani berciuman, Hee,,, heee,, heee

Masa-masa awal berpacaran pasti sangat indah apapun dilakukan untuk membuat pasangan atau pacar kita senang dan ceria tanpa tahu hal sebenarnya terjadi. Akan tetapi lain ceritanya jika dalam waktu yang sudah lama berpacaran apakah hal yang indah-indah sering terjadi atau malah sebaliknya banyak terjadi pertengkaran dan juga kesalahpahaman pasti itu pernah terjadi bukan? Memang sich sebagian dari orang-orang yang berpacaran terlalu lama atau bahkan melebihi 5 sampai 10 tahun itu aka nada rasa bosan atau malah sudah biasa saja, akan tetapi tidak sedikit yang masih mempertahankan keharmonisan dan rasa kasih sayangnya tidak berubah dari awal, itu sich tergantung pasangannya iya tidak.

Fakta menunjukan sekitar 20-40 % orang yang berpacaran itu tidak berlangsung ke jenjang pernikahan apa lagi usia dari pasangan tersebut masih sama-sama muda dan mungkin masih ingin mencari yang terbaik kali ya mangkanya komitmen yang dijalankan ya seperti, “kita jalanin dulu aja yang sekarang” ungkapan itu pasti sering terdengan bukan? tingkat kedewasaan dan juga rasa pengetian dan menghormati serta kejujuran memang mutlak menjadi factor kelanggengan dalam membina hubungan disamping faktor lainnya.

Fakta lain juga dan kalian juga mungkin setuju kalau pacaran erat hubungannya dengan ciuman, rata-rata dan hampir semua yang pernah pacaran melakukan hal tersebut. Bisa jadi ini karena pergaulan dan kesempatan serta faktor lain yang memungkinkan hal itu terjadi. Umumnya dasar dari ciuman itu adalah adanya hal sama-sama suka, sama-sama mau dan sama-sama menikmati,, Upss bener ga ya..??? Ada juga loch saat berpacaran berani melalukan hal yang lebih dari itu ya kalian bisa tebak apa itu..??

Pacaran dan ciuman memang sich lahir dari perasaan yang mendasar dari kedua pasangan tersebut, bukannya munafik atau dicap sebagai orang yang gimana gitu dan semua orang juga mungkin beranggapan demikian kali ya. Berbicara dalam posisi sebagai remaja atau orang dewasa keadaan ini tidak bisa dihindari oleh kita sendiri terutama yang sedang berpacaran dan demikian juga dengan lingkungan hal ini yang berkaitan dengan ruang lingkup yang global dan kebudayaan cipika-cipiki sudah menjamur. Awalnya sich yang lebih layak dilakukan oleh sesame jenis saja agar tidak menimnbulkan kontrovesial, kalau laki-laki dan perempuan juga cipika-cipiki sudah hal yang lumrah untuk menjadi kebiasaan gitu kali ya.

Tidak sedikit kalau kita sudah sangat sayang dan cinta terhadap pasangan kita apa saja bisa diberikan termaksud hal yang paling dijaga terutama oleh kalangan wanita bisa diserahkan loch, itu fakta yang beredar sekarang ini. Kalau kita sudah sayang dan cinta bangat sama seseorang minta apapun selama mampu pasti diusahakan diberikan, benar tidak nich?? Yang terpenting dari tujuan berpacaran itu sich umumnya untuk mengetahui sifat dan sikap dari pasangan satu sama lain. Jika dilihat dari kaca mata Islam, Pacaran itu tidak ada yang ada yaitu ta’aruf seperti di film Ayat-ayat Cinta itu baru kenal sebentar lalu berta’aruf dan tidak lama kemudian menikah hal itu dilakukan untuk menghindari fitnah dll. Islam juga menganjurkan jika sudah siap dan mampu serta mempunyai seseorang dianjurkan untuk segera menikah, biar masa pacarannya pas udah nikah, gitu katanya.

Sebagai orang yang normal pasti akan suka terhadap lawan jenis jika dilihat dan sangat menarik hati hal itu wajar adanya dan kalau tidak suka lawan jenis dan malah tertarik dengan sesame itu baru bisa disebut ************* Ups, maaf disensor oleh KSB (Komisi Sensor Blogger ) emang ada ya komisi itu Hee,,, heee. Intinya sich berpacaran yang wajar itu baik dan jika ingin yang lebih lakukanlah secara halal artinya dilakukan saat sudah menikah agar tidak menimbulkan fitnah. Karena itu sudah banyak loch yang “kebobolan” hal itu terjadi karena keenakan sampai lupa pas sudah terjadi tidak mau bertanggung jawab dan akhirnya yang dirugikan adalah WANITA karena wanitalah yang meninggalkan bekas kalau laki-laki sich tidak kelihatan bekasnya benar kan.

Tidak ada salahnya dan tidak ada ruginya kita memberlakukan hubungan yang sehat dan memang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama yang diyakini.

Keep Be Virgin, Just Give It When You Do After Married and Just For Your Special One That’s Means For Your Husband in The Future.

Jumat, 25 Juni 2010

Kaya Akan SDA Tapi Miskin, Heemmm.. Aneh Tapi Nyata.

Berawal pada hari selasa, 15 Juni 2010 lalu, rapat kerja komisi VII DPR dengan Menteri ESDM Darwin Saleh akhirnya menyetujui kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) untuk semua pelanggan, kenaikan ini bervariasi, untuk golongan industry berdaya 1.300 – 2.200 VA naik 6%, sedangkan yang berdaya 1.300 – 5.500 VA naik 18% dan untuk golongan rmah tanggan berdaya 450 – 900 VA tidak naik.

Alibi untuk menaikan TDL dikarenakan untuk menutupi kekurangan subsidi listrik. Dampak dari kenaikan TDL ini pasti yang paling dibebankan adalah RAKYAT KECIL, untuk makan saja susah dan kini ditambah dengan naiknya TDL. Setelah TDL naik bisa saja BBM naik lalu apa lagi yang akan naik, hanya pemerintah yang mengetahui hal ini.

TDL naik apakah dapat dipastikan sudah tidak ada lagi pemadaman listrik, dan apakah Indonesia terbebas dari gelap dan bisa terang benderang bagi pelosok daerah terpencil. PLN menaikan TDL, apakah pelayanan dan kualitas dari Service PLN bisa memuaskan…??? Inilah pertanyaan yang belum terjawab…

Penambahan penggunaan BBM itu karena minimnya pasokan gas yang diterima oleh PLN, sementara sangat sulit dan hampir-hampir PLN merasa frustasi untuk mendapatkan tambahan pasokan gas yang baru. Padahal jika sebagian besar pembangkit PLN digerakan dengan gas, PLN akan bisa menghemat puluhan triliyun. Jika itu terealisasi maka dana yang dihemat itu PLN bisa membangun jaringan atau pembangkit baru. Apalagi jika diiringi dengan pengembangan sumber listrik yang terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, air, angina, gelombang laut dsb.

Namun sayang hal itu tidak bisa terjadi saat ini. Pasalnya, gas produksi dalam negeri justru lebih banyak diekspor dengan kontrak jangka panjang dan lama, kalau sudah begini siapa yang dirugikan..???

Pangkalnya adalah UU yang dibuat DPR yaitu UU No 2 tahun 2001 tentang migas yang mengamanatkan Domestic Market Obligation (DMO) kewajiban suplai gas untuk kebutuhan dalam negeri hanya minimal 25% jika dibalikan yaitu 75% untuk konsumsi dalam negeri dan 25% buat luar pasti negeri ini makmur dan tidak akan kekurangan gas.. Mungkin tidak ya itu terjadi, dan apakan pemerintah berani mengambil kebijakan tersebut atau paling tidak 50:50 gitu kan jalan tengah. Akan tetapi hal ini berat karena kontrak yang dibuat sudah berjalan, hal ini bukan perkara mudah itu pasti yang dipikirkan oleh penguasa negeri ini.

Jika dikaji lagi semua kontrak pasti negeri ini tidak menjadi kaya akan SDA tapi tetap miskin pemasukan gasnya. Akibatnya, gas tangguh terus mengalir ke luar, diantaranya ke Cina dengan harga yang murah. Gas natuna Blok B telah diikat kontrak untuk mensuplai Singapura selama cadangan gas masih ada. Lalu Negeri ini dapat apa…??? Kekayaan alam terus dikuras tapi bangsa sendiri tidak bisa menikmatinya. Penyuplaiaan gas ke luar negeri jika bisa dikaji ulang pasti negeri ini bisa makmur dan tidak kekurangan gas dan BBM lainya karena semua yang ada dari kekayaan alam negeri ini dapat dinikmati oleh masyarakat sendiri.

Apalagi pengusaha gas itu diserahkan kepada kontraktor yang hampir semua dipegang oleh pihak asing. Akibatnya, pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri. Sungguh ironis..!! gas ini milik kita yang sangat kita butuhkan dijual ke luar negeri, bahkan ada yang dengan harga murah, sementara industry dalam negeri sungguh sangat kesulitan termaksud PLN dan kita diwajibkan mengimpor BBM dengan harga mahal dan selebihnya kita membeli gas dari pihak lain sementara gas yang diambil itu berasa dari negeri ini.

UU mungkin perlu ditinjau lagi, dan jika mau di amandemen harus bisa menguntungkan bangsa kita, ubah semua UU yang tidak menguntukan, itu jika pemerintah berani..??? jawabannya ada dalam diri pemerintah negeri ini, apakah mau melakukannya atau tidak. Belum lagi jaringan mafia di trading energy yang banyak memainkan produk UU demi kepentingan bisnis dan keuntungan segelintir pihak saja.

Islam menetapkan bahwa kekayaan alam seperti gas, minyak, barang tambang, dsb itu sebagai milik umum atau milik bersama sehingga bisa diartikan bukan untuk kepentingan segelintir orang atau pihak saja.

Hal ini butuh kebaranian dari pemerintah untuk bertindan dan mengkaji ulang semua kontrak terutama mengenai gas dan kekayaan alam ini jangan mudah di bodoh-bodohkan dan jangan gelap mata hanya dapat bonus yang bergelimang tapi menyusahkan rakyat ini. Butuh dukungan dari semua pihak sehingga beban pemerintah juga bisa berkurang dan kerja keras semua bihak yang telibat.

Referensi: Buletin Dakwah Al Islam Hizbut Tahrir Indonesia Edisi 512/Tahun XVII